Pemuda Bulan Bintang, Untuk Kejayaan Partai Bulan Bintang


 BERSYUKUR Partai Bulan Bintang (PBB) memiliki sayap Pemuda Bulan Bintang (Pelantang). Pemuda ini termasuk organisasi otonom yang masih setia dalam PBB. Soal ada mantan Ketua Umum dan pengurus yang tidak setia, entahlah. Namun  masih banyak kadernya yang tetap setia. Hal inilah yang diperlihatkan Pemuda Bulan Bintang dengan menyelenggarakan Muktamar ke III Pelantang, mulai 28 Februari 2020, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur (Jaktim).


Muktamar merupakan permusyawaratan tertinggi dalam suatu organisasi, khususnya organisasi Islam. Dalam muktamar ini Pelantang akan memilih Ketua Umum,  menyusun kepengurusan baru dan menetapkan program kerja lima tahun ke depan (2020-2025). Dapat pula muktamar menyempurnakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) dan membuat pernyataan politik menyikapi berbagai masalah ekternal dan internal organisasi.


Pelantang sebagai otonom tentu tidak dapat memisahkan diri dari PBB. Walau memiliki AD-ART sendiri, namun secara ideologis, historis dan organisatoris, ia tidak bisa dilepaskan dari  PBB. Hanya saja, dari pengalaman beberapa mantan ketua umum dan pengurusnya, ia perlu lebih memantabkan hubunganya dengan PBB. Sebab partai ini induk dan indung yang melahirkannya. Setiap mantan ketua umum dan aktifisnya lebih baik tetap mengikatkan diri pada PBB. Tidaklah etis dan beradab bila mereka lompat ke partai lain. Seakan mereka menyusu dan mendewasakan diri di PBB, lalu pergi meninggalkannya.


Karena itu seharusnya Pelantang menjadi kader sejati PBB. Kader yang akan melanjutkan estafeta kepemimpinan PBB ke depan. Kader yang menempa dirinya dalam berideologi, berorganisasi, beradministrasi dan berkomunikasi. Selain itu berpolitik dan berjuang dalam membela ummat dan rakyat, dilandasi nilai nilai Islam. Kader yang tidak lekang karena panas terik dan tidak lapuk karena hujan. Loyalitas, komitmen, konsekuen, konsisten, amanat dan ikrar tetap dijaga dan dipelihara pada PBB  dalam kondisi dan situasi apapun.


Siapapun yang memimpin Pelantang perlu memiliki loyalitas, komitmen dan konsistensi dalam PBB. Muktamar kali ini perlu kembali menegaskan identitas, sikap, loyalitas, komitmen dan ikrar setia Pelantang pada PBB. Karena itu kepemimpinannya lebih tepat berada di tangan kader yang ideologis, Islami, loyal, amanah dan profesional. Selain itu memiliki kemampuan ilmiah, manajerial dan komunikasi yang khair. Di samping orang yang taat dalam beribadah, beriman, bertaqwa, beradab dan berakhlak mulia.


Memang tidak mudah mencari pemimpin Pelantang, minimal yang mirip Prof Dr. Yusril Ihza Mahendra (YIM), Ketua Umum PBB. Kandidat yang dimunculkan sepertinya belum menemukan calon yang memadai dan menjadi harapan penerus pemimpin PBB di masa depan. Ketika Pelantang dipimpin Hamdan Zoelva cukup ideal sebagai penerus YIM. Hanya dalam realitasnya tidak terwujud. Lalu penerusnya tidak menampakkan yang lebih baik dari sebelumnya. Namun Pelantang telah memberikan kader terbaiknya menjadi Fungsionaris DPP PBB. Sebagaimana yang ditunjukkan Aznil Kelana, mantan ketua umumnya.


Karena itu calon calon pemimpin Pelantang yang mendatang diharapkan lebih baik lagi. Ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian jika mereka diharapkan dapat melanjutkan kepemimpinan PBB ke depan, antara lain sebagai berikut:


1. Memiliki ilmu Agama dan pengetahuan umum yang luas, sehingga mampu berdiskusi dan berdebat dengan kawan atau lawan dalam berbagai event, aktifitas ilmiah dan forum pemuda.


2. Berusaha untuk menuntut ilmu hingga ke jenjang yang lebih tinggi.


3. Punya kemandirian ekonomi dan keuangan, sehingga tidak dapat dibeli dan terganggu urusan pribadi dan keluarganya. Apalagi menjual organisasi.


4. Memiliki kemampuan leadhership yang matang dan dewasa dalam menggerakkan organisasi dan fungsionarisnya.


5. Pergaulannya luas dan flexibel dalam berkomunikasi dengan pihak manapun, tanpa menghilangkan identitas diri sebagai muslim dan aktifis organisasi Islam.


6. Serius dan sungguh sungguh dalam memimpin dan berjuang.


Jika ingin Pemuda BB menjadi kader sejati PBB, maka persyaratan kepemimpinan di atas perlu dimiliki, sebagaimana antara lain tercermin dalam diri  DR. M. Natsir, Dr. Anwar Harjono SH dan YIM. Tentu itu sedemikian ideal bagi kader Pemuda BB. Tentang mereka dapat dipelajari dari biografinya. Namun perlu disadari bahwa setiap kader perlu ada contoh dan idola nyata, khususnya daripemimpin PBB saat ini. Apalagi orang yang sedemikian dihormati dan disegani kawan dan lawan. Memang idealnya mencontoh kepemimpinan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam.


Namun bagi kader Pelantang sebelum mampu menjadikan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, M. Natsir dan Anwar Harjono sebagai uswah dan idola hidup dan kepemimpinannya, minimal menjadikan YIM sebagai contoh nyata dan idola bagi mereka dalam memimpin PBB ke depan. Mungkinkah muktamar kali ini dapat melahirkan pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan seperti itu? Tentu muktamirinlah yang tahu dan menentukan arah kepemimpinan 

Pelantang ke depan.


Hanya yang terpenting bagi Pelantang dalam muktamar kali ini adalah, meneguhkan kembali semangat juang yang lebih besar dalam memajukan PBB. Mereka diharapkan akan lebih giat dalam memberikan yang terbaik bagi kemajuan dan kemenangan PBB dalam pemilu. Siapapun pemimpin yang terpilih diharapkan mampu menggerakkan kader dan

organisasinya. Selain ia harus lebih aktif memperjuangkan PBB, termasuk  juga dalam mempersiapkan kepemimpinan PBB ke depan, sebagai penerus YIM yang lebih baik.


Sebab YIM tidak mungkin selamanya memimpin PBB. Sedangkan perjuangan untuk mencapai tujuan dan cita cita PBB harus tetap dilanjutkan. Itulah sebabnya Pelantang sebagai kader sejati PBB harus bertekad, terus memperjuangkan  tujuan dan cita cita PBB. Yakni masyarakat yang Islami di wilayah NKRI ini.  Selamat bermuktamar. Semoga sukses.


Oleh: Muhsin MK.

Comments