Mengenal Pendiri Partai Bulan Bintang, KH Anwar Saleh Kepala Markas PBB Pertama
Ia Anwar Saleh bergabung dalam Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) dan Badan Koordinasi Ummat Islam (BKUI) ia aktif didalamnya. Ketuanya Dr. Anwar Harjono SH. Ia sebagai wakil sekretaris BKUI. Ia pun terlibat aktif dalam proses pembentukan Partai Bulan Bintang (PBB). Ia menjadi Sekretaris Tim Partai atau Komisi Politik BKUI yang diketuai Mohammad Soleiman. Tim inilah yang menentukan nama PBB sebagai partai penerus Masyumi. Ia termasuk deklarator berdirinya PBB bersama Anwar Harjono, KH. Rusyad Nurdin, Mohammad Soleiman, Drs. H. Cholil Badawi dan lain lain.
Dalan kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PBB periode pertama, Anwar Saleh duduk sebagai Wakil Sekretaris Jendral (Wasekjen). Walau ia senior dalam pergerakan Islam, organisator dan administrator, namun ia bersikap tawadhu. Ia tidak mempermasalahkan kedudukannya dalam PBB sebagai partai Islam yang baru kali pertama dimasukinya. Ia tidak merasa rendah kedudukannya di bawah Ketua Umum, Yusril Ihza Mahendra yang lebih muda dan junior dari dirinya.
Bahkan Anwar Saleh tidak menolak diminta menjadi Kepala Sekretariat atau Kepala Markas DPP PBB. Ia yang menekuni administrasi dan surat menyurai PBB. Bahkan berbagai konsep administrasi dan surat menyurat ia yang menyusun. Ia sedemikian tekun dan disiplin mengurus sekretariat DPP PBB. Datang pagi pulang malam sudah biasa baginya. Tanpa berfikir apa ia terima gaji atau tidak. Ia tetap bekerja dengan serius membesarkan PBB. Dalam aktifitas sekretariat dan kantor DPP PBB ia dibantu dua orang staf. Pertama, Husni Jumat, dalam urusan administrasi dan surat menyurat. Kedua, Mardlyah Soleiman dalam urusan keuangan.
Anwar Saleh sebagai Kepala Sekretariat DPP PBB pertama kali berkantor di Markas Dewan Dawah, Jl. Kramat Raya 45, Jakarta Pusat. Namun tidak semua orang menerima keberadaan kantor partai di tempat tersebut. Beberapa lama kemudian kantor PBB pindah ke jl. Kramat V, tidak jauh dari kantor lama. Sebagai kepala kantor ia tetap melaksanakan tugasnya dengan baik. Bahkan sebagai Wasekjen ia pun melaksanakan tugas jabatannya. Ia termasuk rajin terjun ke daerah-daerah.
Harus diakui bahwa Anwar Salehlah yang menyusun pertama kali konsep Pedoman Organisasi (PO) PBB yang digunakan hingga saat ini. Itupun setelah melalui proses perbaikan dan penyempurnaan. Ia memang dikenal sebagai konseptor. Apalagi ia berpengalaman sebagai organisator dan administrator. Ia pernah menjabat Wakil Ketua Pimpinan Cabang Himpunan Mahasiswa Islam (PC HMI) Bandung. Lalu ia pun Ketua Umum Pemuda Persatuan Ummat Islam (PPUI), sayap organisasi PUI. PPUI ini yang melanjutkan perjuangan Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) yang dibubarkan rezim Sukarno. Hanya nama GPII menjadi Gerakan Pemuda Islam (GPI). Ia yang dipercaya sebagai Ketua Umumnya.
Dalam Muktamar I PBB 2000 di Pondok Gede, Jakarta Timur, Anwar Saleh menjadi Ketua Panitia Pelaksana atau OC (Organizing Comite)-nya. Waktu itu ada kelompok 16 yang menentang kepemimpinan Yusril sebagai Ketua Umum DPP PBB. Kelompok ini diketuai Hartono Marjono dan beranggotakan tokoh tokoh senior, termasuk Abdul Qadir Jaelani, KH. Cholil Ridwan dan Fadli Zon. Diantara mereka sahabat karib Anwar. Namun ia bersikap obyektif. Ia tidak ikut dalam kelompok 16. Apalagi mereka hendak menggagalkan Yusril terpilih kembali sebagai Ketum DPP PBB dalam Muktamar tersebut.
Anwar Saleh diminta dan ditekan kelompok 16 agar menghentikan atau membubarkan Muktamar I PBB tahun1999. Namun iatidak memenuhinya. Muktamar terus berlanjut hingga berjalan sukses. Yusril terpilih kembali dengan suara terbanyak. Calon kelompok 16, Hartono Marjono kalah.
Dalam pengurus DPP PBB periode 1999-2004, Anwar Saleh duduk sebagai salah satu Ketua. Ia tetap aktif berkantor hingga pindah markas PBB di Pasar Minggu. Ia tetap menekuni partai menghadapi Pemilu 2004. Saat ada ketentuan partai harus di verifikasi ia mempersiapkan PBB melakukan verifikasi internal. Pada saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan verifikasi administrasi dan faktual partai politik, PBB sudah siap. PBB lolos sebagai peserta Pemilu 2004 tanpa melalui pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) dan sidang Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu).
Dalam Pemilu 2004, PBB berhasil meraih 11 kursi DPR RI. Awalnya Anwar Saleh calon no 2 Dapil Kabupaten Bandung dan Bandung Barat tidak masuk DPR. Namun karena HMS Kaban diangkat menjadi menteri, ia yang ditetapkan DPP PBB sebagai pengganti Anggota DPR RI periode 2004-2009. Walau ia sibuk sebagai wakil rakyat, namun tetap aktif di DPP PBB. Ia selalu hadir rapat rapat. Walau matanya habis di operasi, atau kakinya di verban karena terjatuh, ia tetap datang ke markas.
Pada saat proses pembentukan Pesantren Modern Terbuka (PMT) PBB, Anwar Saleh terlibat di dalamnya. Apalagi ia penggagas PMT yang masuk dalam keputusan Muktamar II Surabaya. Ia duduk sebagai Penasehat Badan Pengelola Pusat (BPP) PMT. Ketua dan sekretarisnya, Syarifin Maloko dan Mursin. Ia pun merintis pengajian PMT di rumahnya sendiri sebagai pilot proyek. Ia ikut mengisi dan mendanainya. Syarifin Maloko, Andi Nurul Janah dan Tati Hartimah sebagai pematerinya. Hanya dalam Muktamar III Medan program PMT tidak ada lagi. Sehingga PMT mati sebelum berkembang.
Dalam kepengurusan DPP PBB Periode 2004-2009, Anwar Saleh ditetapkan sebagai Wakil Ketua Umum. Walau ia sibuk sebagai anggota DPR RI, tetap aktif melaksanakan tugas partai. Ia rajin berkunjung ke daerah daerah. Karena wakil dapil Kabupaten Bandung dan Bandung Barat ia kerap berkoordinasi dengan DPW PBB Jawa Barat. Ia pun biasa hadir jika diundang DPW di Bandung.
Di DPR RI Anwar Saleh tak hanya datang, duduk, dengar, diam dan duit (5 D). Saat penyusunan Undang Undang Pornografi ia terlibat dalam Panja (Panitia Kerja). Ia aktif melakukan sosialisasi. Diantaranya ke Bali dan Menado, Sulawesi Utara. Ia pun aktif melakukan pengawasan ibadah haji. Ia duduk di Komisi “Air Mata” yang mengurusi bidang Sosial, Agama dan Peranan Wanita. Namun ia merasa pas di komisi tersebut. Tak banyak godaannya. Ia pun biasa melakukan tugas mengirim bantuan sosial ke daerah. Ia ke Pulau Seram Maluku dan lainnya.
Setelah Muktamar III Medan 2009, Anwar Saleh tidak masuk kepengurusan DPP PBB periode 2009-2014. Namun ia tetap aktif di PBB. Ia Wakil Ketua Badan Kehormatan Pusat (BKP). Ketuanya Prof. Dr. Fuad Amsari. Saat menjadi pengurus DPP ia sudah biasa terlibat dalam sidang sidang BKP. Di BKP ini ia bekerja bersama dengan KH. Muqadas dari unsur Majlis Syuro. Pimpinan sidang BKP dilakukan secara bergantian. Kasus yang pernah ditangani BKP diantaranya, soal PBB Kabupaten Bekasi. BKP selesaikan sengketa Ketua DPC dengan Anggota DPRD-nya.
Setelah Muktamar IV PBB 2014 di Bogor Anwar Saleh sudah kurang aktif. Seiring usianya yang semakin sepuh. Namun ia tetap konsisten di PBB. Ia masih komunikasi dengan pengurus DPP dan DPW PBB Jabar. Ia lebih menyibukkan diri di Dewan Dawah, Yayasan Pesantren Arafah di kampung halamannya, dan DPP Persatuan Ummat Islam (PUI). Semua bergerak dalam bidang dawah, pendidikan dan sosial kemasyarakatan. Bahkan ia sempat membawa misi kemanusiaan ke Palestina bersama organisasi Islam yang lain.
Anwar Saleh wafat pada tanggal 25 Maret 2015 di RS Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta. Yusril yang saat itu Ketua Majlis Syuro PBB hadir melayat dan menshalatkan jenazahya. Pengurus DPP PBB, DPW PBB Jabar dan DPC PBB Bekasi juga hadir di rumah duka. Kini perjuangan politiknya dilanjutkan oleh ponakannya. Namanya Fitri. Dia aktif sebagai pengurus DPC PBB Bandung Barat, periode 2019-2024. (MK.21.7.2020).
Oleh: Muhsin MK
Comments
Post a Comment