Praktik Bertani Pintar dalam Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim terhadap Peternakan


 “Praktik Bertani Pintar dalam Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim terhadap Peternakan 

Ayam Layer”

Januari 2023 - Perubahan iklim telah berdampak serius pada sistem produksi pertanian 

maupun peternakan, sehingga mempengaruhi tingkat ketahanan pangan nasional. Salah satu 

dampaknya adalah pada sistem produksi unggas petelur, dimana gelombang panas yang diikuti 

dengan cuaca yang tidak menentu dapat berdampak buruk bagi unggas, seperti penurunan 

pertumbuhan, kesuburan, dan produksi telur, yang dapat menyebabkan kerugian ekonomi bagi 

peternakan. Selain itu, stres panas yang muncul dapat memicu penyakit menular seperti Coryza

dan Colibacillosis sehingga mengancam kesehatan dan meningkatkan kematian unggas. 

Dalam kurun waktu sepuluh tahun ke depan, diperkirakan akan terjadi peningkatan 

suhu global, memaksa peternak ayam petelur untuk menghadapi dampak perubahan iklim 

terhadap peternakannya. Diperkirakan pada tahun 2030, suhu akan meningkat sebesar 1,5°C. 

Peternak juga menyaksikan perbedaan drastis antara suhu siang dan malam yang intens, yang 

menyebabkan kerugian ekonomi pada peternak ayam petelur. Oleh karena itu, peternak harus 

merencanakan praktik adaptasi iklim untuk memerangi dampak buruk dari perubahan iklim. 

Di Indonesia, pada penelitian sebelumnya telah menunjukkan bagaimana peternak 

ayam petelur mengalami cuaca dan kenaikan suhu yang tidak dapat diprediksi, yang memaksa 

peternak untuk menerapkan beberapa teknik adaptasi, seperti penggunaan penahan angin untuk 

meminimalkan paparan panas ayam, modifikasi pakan dan kandang. 

Dengan support Rabo Foundation, Edufarmers sebagai salah satu yayasan yang 

bergerak di sektor pertanian, peternakan, riset dan edukasi, melakukan riset terkait 

implementasi praktik bertani pintar dalam memitigasi dan beradaptasi terhadap perubahan 

iklim pada peternakan ayam yang ada di Blitar. 

Dengan hasil laporan yang didapat, Edufarmers berinisiatif mengadakan Media 

gathering dan Talkshow yang bertujuan untuk mensosialisasikan praktik bertani pintar dalam 

memitigasi dan beradaptasi terkait perubahan iklim khususnya terhadap peternakan ayam 

petelur sekaligus mengundang pembicara dari sektor pemerintah, universitas, NGO untuk 

berdialog mengenai isu perubahan iklim yang memberi dampak pada peternakan unggas dari 

sudut pandang masing – masing lembaga.

Kegiatan media gathering dan talkshow yang diadakan hari ini, Rabu 18 Januari 2023 

diikuti kurang lebih 20 media nasional, dengan tema “Praktik Pertanian Cerdas Untuk 

Peternakan Layer Demi Terwujudnya Sektor Pertanian yang Resilien Terhadap Perubahan iklim.

Menurut COO Edufarmers, Amri Ilmma, untuk memitigasi masalah perubahan iklim 

tidak bisa dicapai hanya dengan semangat satu organisasi saja, tetapi harus ada sinergi dari 

semua pihak, khususnya rekan-rekan media. 

“Perlu adanya permodalan yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan untuk 

membentuk peternakan yang kuat agar produktivitas ternak tetap terjaga. Kita melihat 

perubahan iklim mulai nampak ke produktivitas sehingga awareness-nya perlu diperhatikan 

secara intensif,” ujar Diva Tanzil selaku Impact Finance Consultant Rabo Foundation.

Disisi lain Prof. Dr. Ir. Nahrowi, M.Sc. selaku Guru Besar Fakultas Peternakan IPB 

University (Institut Pertanian Bogor) mengatakan bahwa “Dalam menghadapi dampak 

perubahan iklim pada sektor peternakan kunci utamanya adalah pada komposisi bahan pakan.

Kita harus membenahi pakannya agar seimbang dan tidak mengeluarkan suhu panas tubuh, 

tetapi tetap efisien,”

Pernyataan ini juga didukung oleh Iqbal Alim, S.Pt selaku Koordinator Unggas dan 

Aneka Ternak Kementerian Pertanian RI. “Kita yang harus mendatangi sumber pakan. 

Persebaran pakan perlu tersebar merata, jangan hanya melihat potensi peternak di pulau Jawa 

saja. Di Indonesia terkait dengan perubahan iklim dan kaitannya dengan pakan, perlu 

dikembangkan secara merata dan menyeluruh dari hulu sampai hilir. Kita perlu 

mengembangkan potensi peternakan terutama di wilayah timur Indonesia,” ujarnya. 

Edufarmers sendiri sebagai mitra pelaksana dalam riset praktik bertani pintar dalam 

memitigasi perubahan iklim khususnya terhadap peternakan ayam petelur menemukan fakta 

bahwa “Peternak di Indonesia dalam menghadapi tantangan perubahan iklim edukasinya masih 

minim dan masih berorientasi dengan profit serta produktivitas. Perlu ada edukasi bagi 

peternak dan cara untuk mendorongnya yaitu dengan adopsi dalam menghadapi perubahan 

iklim. Kita harus melihat dari sisi peternakan bagaimana kontribusi terhadap peternak lebih 

hijau dan tidak harus bersebarangan, justru dapat beriringan. Sementara yang dapat dilakukan 

peternak untuk menghadapi perubahan iklim dengan mengatur kandang sedemikian rupa 

sehingga mereka dapat memanfaatkan pangan sesedikit mungkin dan cost-nya semakin rendah 

untuk menghasilkan jumlah telur yang sama besarnya,” ungkap Ignatius Egan Jonatan selaku 

Head of Product Edufarmers.

Selain itu, Talkshow pada hari ini dibuka dengan pemaparan pencapaian dan dampak 

yang telah Edufarmers raih sepanjang tahun 2022. 

“Program Bertani Untuk Negeri yang merupakan program unggulan Edufarmers telah 

diikuti oleh lebih dari 500 peserta mahasiswa aktif jurusan pertanian dan peternakan di 

Indonesia. Program ini telah mendampingi lebih dari 1.300 petani dan peternak dari berbagai 

wilayah di Indonesia. Setelah mengikuti program Bertani Untuk Negeri, terlihat adanya

peningkatan hard-skill serta soft-skill pada peserta. Selain itu para petani dan peternak 

dampingan juga terlihat ada kemajuan dalam segi implementasi praktik bertani dan beternak 

ke arah yang lebih baik, sehingga mereka dapat meningkatkan manajemen, produktivitas, dan 

pendapatannya, ” pungkas Amri dalam acara Media Gathering Edufarmers. 

Terakhir, Talkshow ini ditutup oleh Edufarmers dengan mengumumkan pembukaan 

program andalannya yaitu Bertani Untuk Negeri batch 6. Program Bertani Untuk Negeri 

(BUN) adalah program yang menargetkan mahasiswa dan mahasiswa di bidang pertanian dan 

peternakan minimal semester 6 untuk terjun langsung ke lapangan mendampingi petani dan peternak kecil di Indonesia. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan regenerasi 

petani dan peternak serta meningkatkan produktivitas pertanian dan peternak di Indonesia. 

Harapannya mahasiswa/i yang bergabung dapat mentransfer ilmu yang sudah mereka dapat 

serta dapat menciptakan ruang diskusi untuk belajar bersama. Pendaftaran program BUN telah 

dibuka dari bulan Desember 2022 dan rencana akan tutup pendaftaran di tanggal 26 Januari 

2023. Untuk informasi lebih lanjut silakan kunjungi www.edufarmers.org atau instagram 

@edufarmers & @bertaniuntuknegeri. 

Menyadari banyaknya potensi dan peluang di sektor agritech, Edufarmers akan 

menyelenggarakan konferensi agritech bernama Agrinnovation Conference pada 15 Maret 

2023. Yos Fahleza Rahmatullah, selaku Head of Business and Channel Development

mengatakan bahwa acara ini akan menghadirkan sejumlah praktisi dari lembaga pemerintahan, 

agritech, modal ventura, serta komunitas pertanian. Agrinnovation Conference ini akan 

menjadi wadah bagi para pemain di ekosistem agrikultur dan teknologi untuk membahas topik 

terkait masalah yang selama ini terjadi di lapangan, kiat sukses bagi startup – startup unicorn 

dalam mendapatkan pendanaan, serta menjadi wadah untuk para peserta mendapatkan relasi 

bisnis. Acara ini akan diselenggarakan secara gratis dan dibuka untuk umum.


Comments