Sejarah Konflik PSII Lahirkan PNI, PKI Dan Lainnya


 Tambahan Referensi "Menyambut 1 Abad Zelfbestuur"


JANUARI 1913

 Kongres pertama SI pada kongres inilah Bapak HOS Cokroaminoto memulai debutnya pada bidang perpolitikan. Pada kesempatan di mimbar beliau berkata : ”Dengan kongres ini, itu adalah pertanda bukti daripada kebangkitan hati Rakyat Indonesia yang dipandang orang sebagai seperempat manusia … bahwa apabila suatu rakyat telah bangun 

dari tidurnya, tak sesuatupun dapat dihalangi geraknya … bahwa kelahiran SI, semata-mata 

Kodrat Allah Ta’Ala belaka bahwa Umat Islam Indonesia harus bersatu dalam ikatan 

Agamanya.” 


TAHUN 1914 

Melihat perkembangan SI yang sedemikian berpengaruhnya pada masyarakat Islam 

khususnya di Jawa, maka Belanda merasa sangat khawatir, maka dibentuklah utuk menyaingi 

SI suatu Partai Demokrasi Sosial yang bernama ISDV Indische Sosial Demokrat Voolskrad). 

Belanda mengadakan rujukan antara faham Sosialisme SI dengan faham Sosialisme Komunis 

Rusia; ISDV dengan kader-kadernya: 

Sneevlit 

Adolf Boors 

Dowwes Dekker 

Van Burring 

Breman.


Upaya Belanda yang semacam ini kurang membawa hasil apalagi pada tahun ini SI mengadakan kongres menetapkan Anggaran Dasar dan pemilihan central commite yang jatuh � pada Bapak Hos Cokroaminoto. SI yang sudah menyebar ke berbagai pelosok hingga setiap desa, dibagi menjadi (3) Wilayah Besar : 

Jawa, Sumatra dipimpin oleh Gunawan di Bandung 

Jateng, Kaltim dipimpin oleh KH Samanhudi di Solo 

Jatim, Sulawesi, Timor -Timur, NTT dan Irian Jaya di pimpin oleh Bapak Hos Cokroamonoto 

 Dibagi kedalam 86 cabang dan kongres ini telah didata anggota kurang lebih 360.000 orang. 


TAHUN 1917 – 1942 

 (Juni 1916) Kongres yang ketiga kalinya, tapi ini sebenarnya kongres yang pertama dari central SI atau NATIKO I (National Kongres ke-I). Pada waktu itu telah terdata sekitar 2.000.000 orang anggota yang tersebar pada 135 cabang di seluruh Indonesia. 

 (Juni 1917) Kongres National II dilaksanakan di Jakarta. Dalam kongres ini dibicarakan soal yang menyangkut masyarakat baik politik maupun sosial. Dalam usahanya untuk mencapai tujuan disepakatilah langkah penetapan program atas dan program tandhim 

sbb : 

Program Azas : 

 1. Persatuan umat (ke dalam dan antara). 

 2. Kemerdekaan umat 

 3. Sifat Pemerintahan 

 4. Ekonomi Umat 

 5. Kesamaan derajat 

 6. Kemerdekaan sejati

Program Tandhim : 

 1. Sebersih-bersih Tauhid 

 2. Ilmu pengetahuan. (setinggi-tinggi ilmu ) 

 3. Siyasah. (sepandai-pandai siasat ) 


Program Tandhim ini dinamakan juga TRILOGI SI. 


III. PERKEMBANGAN ISLAM (TAHUN 1917 - 1934) 

Sekitar tahun 1917 terjadi revolusi di Rusia yang mengakibatkan suhu politik dunia memanas. Maka Belanda dalam rangka menghindarkan pemanfaatan kondisi pergerakan Islam Indonesia atau dalam rangka stabilitas Nasional didirikanlah suatu badan pertahanan yang bernama “volskraad” yang pertama kali dibuka pada tanggal 18 Mei 1918. Rancangan 

volskraad ini diterima keberadaannya oleh SI dan Bapak Hos Cokroaminoto pun ikut hadir di 

dalamnya, hal ini bukanlah tanpa rencana dan juga sesuai dengan kesepakatan dari tokoh￾tokoh SI lainnya. Kehadiran SI di volskraad adalah suatu realisasi dari program tandhim point ke-3, yaitu siyasah, terbukti sikap SI berupaya beberapa bulan saja berada di volskraad sudah menuntut adanya pemerintahan sendiri dengan alasan sesuai dengan keputusan Ratu tanggal 23 juli 1903 di Den Haag Belanda. Pada Kongres Nasional III Bapak Hos Cokroaminoto mengatakan jika Pemerintah 

tidak hendak mengindahkan segala tuntutan di dalam waktu 5 tahun maka SI sendiri kelak yang akan melakukannya. Dari kejeniusan berpolitik inilah Bapak Hos Cokroaminoto dijuluki oleh Belanda dengan julukan “de Aanstaan de Koning Japanes” (Rajanya orang Jawa yang tak bermahkota). �


TAHUN 1917 - 1918 

Bapak Hos Cokroaminoto menunaikan ibadah Haji. Pada tahun inilah beliau menjadi Bapak Haji Oemar Said Cokroaminoto yang selanjutnya dari sini beliau sering mengadakan lawatan ke luar negeri mengadakan konsolidasi untuk kesinambungan perjuangan. Maka tercetuslah “Pan Islamisme” dengan tahapan : Kemerdekaan Indonesia, Kemerdekaan Islam, Kemerdekaan Dunia Islam. Untuk kepentingan ini Bapak Hos Cokroaminoto yang nantinya memiliki kader-kader yang progresif : Abi Kusno/Samaun, Sukarno, SM Kartosoewirjo.


TAHUN 1920 

Melihat gerak langkah Bapak Hos Cokroaminoto yang semakin lama semakin pesat dan membahayakan, maka Belanda setelah tidak berhasil mengendalikan Bapak Hos Cokroaminoto lewat volskraad-nya, kemudian memfitnah beliau dengan tuduhan memberikan sumpah palsu kepada suatu peristiwa. Akibatnya beliau dipenjarakan ± 1 tahun. Sementara 

beliau dipenjara, Samaun pimpinan SI cabang Semarang terpengaruhi faham Marxis. 

Seringlah terjadi perdebatan yang sengit antara Samaun dan H. Agus Salim pengganti 

sementara di SI selama Bapak Hos Cokroaminoto uzur. Dalam Kongres Nasional IV disepakati untuk adanya disiplin Partai yaitu tiap-tiap anggota SI tidak memiliki 2 aliansi. 

Maka Samaun pun terkena disiplin Partai. Maka terbendunglah rencana PKI untuk memerahkan SI apalagi setelah keluarnya Bapak Hos Cokroaminoto dari penjara yang dengan kharismanya dapat memulihkan kerancuan dan perpecahan dikalangan SI. 


TAHUN 1921 

Samaun mengadakan Kongresnya yang pertama di Semarang, hasil Kongres ini mengangkat Lenin sebagai pimpinan dan diproklamasikannya Partai Komunis Hindia. sebagai transpormasi dari ISDV serta dijadikannya SI cabang Semarang menjadi SI merah. 


TAHUN 1923 

Diadakan Kongres di Madiun memutuskan tentang perobahan baru pada arahannya, dimana sentral SI diputuskan untuk diubah menjadi Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII). 

Resmilah kini golongan Islam mempunyai wadah sebagai alat perjuangan. Dan juga dalam 

Kongres ini diputuskan mengenai pengukuhan disiplin partai. Misi PKI benar-benar merasa 

terpotong, maka mereka mengambil sikap balasan dengan mengadakan Kongresnya di Bandung pada tanggal 4 Maret 1923. Yang dihadiri 14 cabang PKI dan 14 cabang SI merah. 

Disisi lain terjadi pendirian Persis oleh A. Hasan di bantu oleh M. Natsir, dengan ketuanya B. Zamzam dan HM Yunus. Sebenarnya A Hasan ini adalah andalan Bapak Hos Cokroaminoto didalam Syari’ah 

baik teori maupun praktis. dimana keberadaan A Hasan sendiri pada waktu itu dalam kondisi 

buron. Maka dalam mendampingi Bapak Hos Cokroaminoto tidak banyak orang tahu setelah 

diketuai, maka A.Hasan dipaksa untk berada pada posisi yang mudah diawasi dengan mendirikan yayasan / organisasi formal, sehingga dapat dilihat jelas arahan Persis ini juga hanya berorientasi pada bidang Ubudiyyah dan teori-teori Syari’ah yang banyak mengetengahkan logika. Semenjak keluarnya KH Ahmad Dahlan dari PSII, maka PSII telah 

dikembangkan oleh Bapak Hos Cokroaminoto. (QS. 30 :31-32), tentang status masyri bagi yang memecah belah Islam menjadi beberapa golongan yang masing-masing merasa bangga dengan golongan nya masing-masing. 


TAHUN 1925 

SI merencanakan pertemuan antara ulama seluruh Nusantara mengingat adanya pemisahan diri beberapa tokoh yang kurang/tidak setuju dengan prinsif PSII, maka disebarkan undangan kepada orang Islam yang berkompeten diseluruh Indonesia berikut kepada duta SI di Arab Saudi, yaitu KH Hasyim Asy’ari, namun ternyata surat undangan tersebut tersensor Belanda malahan diubah isinya yang tadinya mengadakan undangan kepada para ulama untuk � membicarakan persatuan umat, menjadi bahwa akan terjadi pembunuhan para ulama yang 

tidak mau komitmen kepada PSII. Akibatnya sangat falat , apalagi KH Hasyim Asy’ari adalah Pimpinan pondok Pesantran Tebu ireng di Jombang Jatim. Maka sesudah menerima surat, ia kembali ke Indonesia dan langsung ke sana bukannya datang ke SI untuk laporan mentabayyun sesuai dengan tugas dan haqnya. 

Sesampainya di Tebu Ireng Belanda pun telah menyiapkan skenario selanjutnya yaitu KH Hasyim Asy’ari diperintahkan oleh Pemerintah untuk mendirikan suatu perkumpulan agar terjadinya persatuan dan pembaharuah yang bernama Nedherland Organization (NO) yang dikemudian berubah nama menjadi NU.


TAHUN 1926 

Untuk kelanjutannya para tokoh Pesantren Tebu Ireng mengadakan rembukan untuk membentuk suatu wadah yang sesuai dengan inspirasi mereka dan juga sesuai dengan situasi dan kondisinya serta telah terasa tekanan kepada mereka dengan semakin tersebarnya faham wahabi yang jelas-jelas bertentangan faham dengan fahamnya Ahlusunnah wal jama’ah yang mereka yakini. Maka lahirlah pergerakan kebangkitan ulama dengan nama Nahdatul ulama (N=Nahdiyyun =kebangkitan ulama). 


TAHUN 1927 

Sukarno dikeluarkan dari SI dan mendirikan PNI (Partai Nasional Indonesia), faktor 

penyebabnya : Sukarno pernah diketahui oleh Bapak Hos Cokroaminoto yang membuat karya 

tulis curahan hati dan cita-citanya, setelah dianalisa ternyata karya tulisannya itu tentang 

Komunisme. Waktu diperintahkan dibatalkan niatnya oleh Bapak Hos Cokroaminoto, malah 

ia tetap menyatakan pada pendiriannya. 

Sewaktu partai membicarakan tentang azas yang mendasari negara bila merdeka 

ternyata Sukarno bersikeras pada pendiriannya yang menyatakan bahwa Dasar Negara haru 

Nasionalisme. Maka PSII memutuskan untuk menjatuhkan ketetapan disiplin partai maka 

Sukarno dikeluarkan dari partai. 

Kelahiran Islam dipanggung politik cukup menonjol, namun usianya tidak seberapa 

lama hanya 1 tahun untuk selanjutnya didirikan PNI (Pendidikan Nasional Indonesia) oleh M 

Hatta. Inipun tetap gaya Barat corak Nasionalisme. �


dikutip dari berbagai sumber.

Comments