Kepada ATUM Institute, Ini Penyampaian Abdullah Hemahahua Soal Statistik Pendidikan Nasional Justru Bisa Lahirkan Koruptor


 Pendidikan Nasional Indonesia secara statistik melahirkan koruptor. Sebab,  86 persen dari lebih 1000 orang yang ditangkap KPK adalah sarjana. Ada yang S1, S2, S3, bahkan profesor. Hal ini disebabkan, tujuan pendidikan adalah menjadi sarjana, bukan ilmuan. 


Mengapa harus sarjana.? Sebab, ketika melamar kerja, syarat utama, harus melampirkan ijazah. Baik ijazah diploma, S1, S2, S3 atau profesor. Tidak ditanyakan, apa kompetensi, apalagi integritas dan amalan ritual. Itu sebabnya, murid sekolah atau mahasiswa, cara apa pun, halal atau tidak, bisa dapatkan selembar ijazah. Fakta di lapangan, banyak caleg atau calon kepala daerah yang punya ijazah palsu.


Faktor kedua, pendidikan diartikan sebagai schooling (kelas) bukan kearning (belajar).

.

Ya, learning. Disebabkan, pendidikan diartikan secara sempit sebagai schooling maka kepala sekolah dan guru atau rektor dan dosen sibuk dgn urusan birokrasi dan administrasi, bukan subtansi pendidikan yang berkaitan pengetahuan, ketrampilan, kemampuan dan akhlak peserta didik.


Jalan keluarnya, khusus utk lembaga pendidikan islam, bangsa dan negara indonesia bisa selamat jika pendidikan nasional menerapkan wahyu pertama yang sudah berisi silabi, kurikulum, materi terurai, metode dan target pendidikan yang dlm surah Al Imran ayat 190 yakni sebagai ulul albab


Faktor ketiga, silabi, kurikulum, materi terurai dan metode pendidikan bertentangan dgn sila pertama pancasila dan pasal 29 UUD 45


Demikian pemaparan Abdullah Hehamahua kepada ATUM Institute melalui Ketua Umum ATUM (Analisa Teruji Madani) Institute Atum Burhanuddin. 


Sementara itu Direktur Eksekutif ATUM Institute Abdullah Amas mendesak Pemerintah melakukan upaya melawan liberalisasi pendidikan misal dengan Pendidikan Gratis


"tanpa political will saya kira susah dan itu seharusnya ditawarkan oleh parpol kalau mau menang pemilu dan membangun bangsa yaitu Pendidikan Gratis setidaknya membuat kita memotong secara signifikan kerja para Mafia Pendidikan" tegas Amas

Comments