Tentang Fatwa Al-Mahdi, Ikuti Saja Pendapat Kuat Ini


 JUDUL : Untukmu yang menunggu fatwa ulama terkait Muhammad Qasim sebagai al-Mahdi 


PENULIS : Indah Bintan Kamilah Khalid 


Benar kita dididik dalam ajaran agama Islam untuk tawadhu dan merasa bodoh terkait dalam hal ilmu agama, hikmahnya tentu agar kita tidak sembarangan dalam mentafsir ayat-ayat al-qur’an dan hadits-hadits. Ada disiplin ilmunya yang mungkin sebagian dari kita bukan bidangnya ahli dalam hal keilmuan tersebut. Itu sebabnya kita merujuk pada ulama yang mereka pun merujuk pada salafush shalih yang merujuk dari tabi'ut tabi’in yang merujuk kepada tabi’in yang merujuk kepada para shahabat nabi yang merujuk pada Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasalam. 


Namun, hikmah yang mulia ini, alangkah baiknya tidak berubah menjadi keadaan yang sebaliknya. justru ketawadhu'an ini menjadi tidak hikmah lagi. Yakni  menjadi taklid. 

Ingatlah saudaraku, mungkin ke'aliman kita tidak melampaui para ulama, itu mungkin saja. Tapi ingatlah bahwa ‘ilmu Allah melampaui seluruh hambaNya. 

Apa maksudnya? 

Jika anda menunggu fatwa ulama terkait Muhammad Qasim ibn Abdul Karim sebagai al-Mahdi, dikarenakan anda tidak mau mendahului ulama. Maka dahulukanlah Allah dalam meminta fatwaNya. Ia lah Rabb semesta alam. Rabb yang menciptakan hamba-hambaNya berikut takdir-takdirnya sekaligus. Yang paling tahu takdir dari setiap-setiap makhluk ciptaanNya bahkan satu daun pun yang gugur tak luput dari catatan Nya. Mengapa anda tidak mendahulukan meminta petunjuk kepadaNya?  Lupakah anda dalam mendahulukan meminta petunjuk Nya? Jika tabayun saja tidak anda lakukan, menelitinya saja tidak anda lakukan atau anda hanya meneliti sedikit dengan ego kesombongan yang masih melekat pada jiwa anda sehingga anda gegabah dalam menyimpulkan? Jika begitu adanya anda, maka anda telah TAKLID. Apakah buah ketwadhu'an itu telah membentuk anda menjadi Taklid? Sedangkan Taklid menjurus kepada keSYIRIKAN. Karna anda tidak meminta sungguh-sungguh kepada Allah petunjuk siapa itu al-Mahdi. Padahal dalam meminta dan merayu kepada Allah saja, terkadang kita yang mesti mengayuh do'a tersebut bagaikan mengayuh sepeda. Terus diulang-ulang hingga sampai. Ada yang mengayuh nya sejak kecil. Ada yang disertai mengorbankan sesuatu baik hartanya, umurnya, waktunya, dan hidupnya demi terkabulnya do'a-do'anya. Tapi anda hanya menunggu? Menunggu fatwa dari makhluk? Sedangkan Allah rabb yang memiliki seluruh jawaban. Sampai dimanakah kesungguhan dan ketekunan anda berdo'a kepada Allah dalam hal meminta ditunjuki siapa al mahdi. 

Perkara al mahdi ini tidakkah penting bagi anda? Tidakkah anda berkeinginan menjadi bagian dari pasukannya. Bukankah anda termasuk dari sebagian orang yang merindukan Rasulullah SAW? Andakah yang mengakatan rindu hidup bersama Rasulullah? Andakah yang berandai-andai ingin berjumpa Rasulullah? Tidakkah anda ingin memuliakan keturunan Rasulullah yang paling shahih dan qat'i nasabnya dikarenakan dia lah al-mahdi yang diklaim Rasulullah Sebagai keturunannya.? 

Maka buktikanlah. Buktikanlah kerinduan kecintaan anda pada nabi terakhir SAW. Sambutlah peristiwa besar ini. Bersyukurlah anda masih mendapatkan kesempatan terlahir pada zaman yang Rasulullah sebut-sebut sebagai umat yang paling besar imannya. 

Umar bin Khatthab pernah berkisah. Saya bersama Rasulullah SAW sedang duduk-duduk. Rasul SAW bertanya kepada para sahabat, “Katakan kepadaku, siapakah makhluk Allah yang paling besar imannya?” Para sahabat menjawab, “Para malaikat, wahai Rasul”. Nabi SAW bersabda, “Tentu mereka demikian. Dan mereka berhak seperti itu. Tidak ada yang bisa menghalangi itu, karena Allah SWT telah memberikan mereka tempat”. Para sahabat menjawab lagi, “Para Nabi yang diberi kemuliaan oleh Allah SWT, wahai Rasul”. Rasulullah SAW bersabda, “Tentu mereka demikian. Dan mereka berhak seperti itu. Tidak ada yang bisa menghalangi itu, karena Allah SWT telah memberikan mereka tempat”. “Wahai Rasul, para syuhada yang ikut bersyahid bersama para Nabi,” jawab mereka kembali. Rasul bersabda, “Tentu mereka demikian. Dan mereka berhak seperti itu. Tidak ada yang bisa menghalangi itu, karena Allah SWT telah memberikan mereka tempat”. “Lalu siapa, wahai Rasul?,” tanya para sahabat. Lalu Nabi SAW bersabda, “Kaum yang hidup sesudahku. Mereka beriman kepadaku, dan mereka tidak pernah melihatku, mereka membenarkanku, dan mereka tidak pernah bertemu dengan aku. Mereka menemukan kertas yang menggantung, lalu mereka mengamalkan apa yang ada pada kertas itu. Maka, mereka-mereka itulah yang orang-orang yang paling utama di antara orang-orang yang beriman”.


Dalam hadits-hadits pula diceritakan, bahwa pasukan imam Mahdi digambarkan pasukan yang paling kuat dan tak pernah terkalahkan. Hati mereka bagaikan kepingan besi. Jikapun mereka berniat memindahkan gunung pun niscaya mereka akan berhasil melakukannya. 

“Kalian perangi jazirah Arab dan Allah beri kalian kemenangan. Selanjutnya Persia (Iran), dan Allah beri kalian kemenangan. Selanjutnya kalian perangi Rum (Romawi), dan Allah beri kalian kemenangan. Selanjutnya kalian perangi Dajjal, dan Allah beri kalian kemenangan.” (HR Muslim 5161)

Rosulullah SAW bersabda : “Al-Mahdi akan muncul setelah keluarnya Panji-panji Hitam dari sebelah Timur, yang mana pasukan ini tidak pernah kalah dengan pasukan mana pun.” (Ibnu Majah)


Perkataan Ali r.a dalam atsar sahabat menggambarkan dahsyat nya tekad pasukan penolong al mahdi :

“Al-Mahdi berserta pasukan penolongnya akan muncul daripada Timur. Sekiranya gunung menjadi penghalang (perjalanan) mereka, niscaya gunung itu akan (mereka pukul sehingga) hancur rata menjadi jalan mereka.”


Saudaraku.. Betapa banyak riwayat yang menggambarkan kemuliaan dan kesatriaan jiwa pasukan imam Mahdi. Tidak inginkah anda menjadi bagian tersebut? 

Apalagi yang membuat anda tidak berusaha sekeras mungkin untuk menjadi bagian dari kebangkitan umat islam di akhir zaman. Berusaha sekeras mungkin untuk berdoa meminta petunjuk kepada Allah siapa itu al mahdi, dibandingkan anda hanya berusaha seadanya, berdoa seadanya sambil menunggu-nunggu fatwa ulama. Begitukah? 


Ketahuilah imam Mahdi tidak muncul secara tiba-tiba langsung dibai'at. Tidak. 

Banyak hadits yang menunjukkan proses-proses perjuangan al-mahdi. 

“Akan ada orang-orang yang keluar dari sebelah Timur, lalu Mereka mempersiapkan segala urusan untuk al-Mahdi, yakni pemerintahannya.” (Ibnu Majah & At-Tabrani)


Muhyiddin Ibn ‘Arabi melanjutkan : “Sesungguhnya apabila al-Mahdi sudah keluar maka seluruh kaum muslimin menjadi gembira, baik para pemuka maupun orang-orang awam. Ia mempunyai pembantu-pembantu yang membantunya menegakkan dakwahnya. Mereka adalah para wazir yang melaksanakan segala urusan pemerintahan dan membantunya dalam segala urusan yang dipercayakan oleh Allah kepadanya.


Bahkan, Laki-laki dan perempuan berkesempatan termasuk menjadi bagian dari pasukan imam Mahdi al-Amin. 

“Tiga ratus empat belas orang yang di antaranya adalah perempuan, bergabung dengan al-Mahdi yang akan bertindak ke atas setiap pemimpin yang berbuat zalim dan menegakkan keadilan seperti yang diharap-harapkan oleh semua orang. Setelah itu, tidak ada kebaikan lagi di muka bumi ini yang melebihi kebaikan pada masa al-Mahdi.”

Comments