Soal Papua, Ini Kata Natalius Pigai


 Nation ets le desire le vivre ensemble”


“Politik Destruktif di Papua di tengah Episentrum Politik Dunia Bergeser ke Pasifik akan merubah Geopolitik dan Kartografi Indonesia.”


Saya tegaskan, saya warga negara Indonesia yang  pembela kemanusiaan, tidak dukung Aparat juga TPN/OPM. Pemerintah Pusat harus ciptakan Perdamaian Abadi di Papua. Sejarah di India, Rusia, Yugoslavia, Somalia dan terakhir Taliban di Afganistan telah membuktikan bahwa Negara2 Modern dengan kekuatan Alutsista Modern pun tidak pernah menang melawan satu wilayah dengan komunitas suku dan agama yang berbeda. Gerakan perlawanan di Papua cebderung solid dan makin solid karena perasaan penderitaan yg sama, lama dan menua. 



Sy kawatir dominasi Jawa dan Jakarta mengeruk kekayaan alam, merampas lahan2 ekonomi, politik dan pemerintah disertai pembunuhan yg kejam pada rakyat Papua akan memancing masifnya kebencian rakyat sipil yg mengadu nasib di Papua. Posisioning politik OPM yang mengancam warga migran di Papua sedang mengarah ke arah itu. 


Negara juga jangan asal menerima politik pendudukan Pemerintah Jokowi melalui Pemekaran, penetrasi ekonomi, hegemoni sipil dan militer. Kebijakan2 tersebut cenderung destruktif terhadap imajinasi kebangsaan pernah terbangun di Papua yang saat ini makin meredup, sedangkan makin menguat adalah imajinasi nasionalisme Papua sebagai perasaan penderitaan yang sama (nation ets le desire de vivre ensemble) Hans kohn. 


Politik dunia sudah mulai bergeser dari Timur Tengah ke kawasan Pasifik. Pasifik menjadi episentrum politik yang bukan tidak mungkin akan meruba geopolitik kawan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Jala, petani dan naratiwat di Thailand, Myanmar selatan, Moro di Philipina Selatan, Serawak di Malaysia dan Papua berada di bibir Pasifik adalah titik titik dimana kartografi politik akan merubah peta dunia di masa mendatang. 


Apakah Papua bisa lepas. tergantung jakarta tidak buka kran demokrasi maka bisa saja terjadi.  Demokrasi dan hak itu prinsip suci negara2 maju. Saya belum bisa pastikan tapi negara2 yg paham papua seperti Australia, selandia baru, Inggris dan USA mulai kawatir dengan penderitaan panjang Rakyat papua. 


Pemisahan selalu dipertegas dgn agama dan suku yg beda. Pakistan dan banglades, Rusia 15 negara, balkan etnik dan agama, sudan Agama islam dan kristen. 


Papua 500 tahun berjuang melepakan diri, 6 negara mereka Hadapi dari Portugis, spanyol, Inggris, Belanda, Jepang dan Indonesia.


“Ini saya bicara ilmiah, bukan sekedar emosi politik”


Saya sarankan buka Kran demokrasi dan dialog secara bermartabat. 


(Natalius Pigai, Aktivis Kemanusiaan)

Comments