Ulama Melawan, Berakhir Penjara dan Pembunuhan, sejarah yang terus berulang.
Sejarah membuktikan, ulama akrab dengan penjara, kriminalisasi dan konspirasi pembunuhan oleh penguasa.
Dan selalu, disebabkan karena perangai pemimpin yang bodoh dan tamak. Karena hanya pemimpin yang bodoh yang menggunakan tangan besinya untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.
Abu Hanifah dicambuk dan dipenjara karena menolak menjadi hakim, Malik bin Annas di cambuk karena meriwayatkan sebuah hadist, Ahmad Bin Hambal dipenjara 30 bulan karena bersilang pendapat dengan pemimpinnya tentang Al Quran. Begitu Juga ibnu taimiyah dipenjara hingga meninggal karena fatwa-fatwanya dianggap meresahkan.
Tidak hanya penjara, bahkan konspirasi pembunuhan hingga hukuman mati juga akrap dengan ulama. Hasan Al Banna pendiri ikhwanul muslmin, dibunuh dengan tembakan jarak dekat yang hingga kini tidak ada titik terang siapa pelakunya. Nasib sama juga dialami Sayid Qutb, harus berakhir hidupnya dengan gantungan, ia difitnah merencanakan pembunuhan terhadap kepala negara mesir. Sayid Qutb melawan sekularitas mesir dan memberikan kritik kepada pemerintah saat itu.
Nasib ulama yang akrap dengan penjara juga dialami oleh para ulama ditanah air.
Syekh yusuf Al Makasari, beliau diasingkan karena melawan pemerintah kolonial belanda. Beliau diasingkan di Srilangka bersama semua keluarganya.
KH Zaenal, ulama dari tasik, menanamkan pemikiran anti Kolonial melalui khotbah-khotbah. Ia diturunkan paksa dari mimbar dan ditangkap, dipenjara disuka miskin dengan tuduham menghasut.
KH Hasyim Asyari, pernah mengalami hal yang sama harus mendekam dipenjara oleh kolonial Jepang karena terus melakukan perlawanan terhadap kolonial meskipun Kyai Hasyim berusaha dirangkul oleh pemertintah kolonial.
Tidak hanya dimasa kolonial, bahkan Ulama di Indonesia harus merasakan dinginnya penjara dimasa kemerdekaan. Di Orde lama, Hamka, yang dipenjara diera orde lama dituduh melanggar perpres anti sunversif
Yang saya tulis ini hanyalah catatan kecil dari banyak catatan yang tidak terlihat. Dari rentetan sejarah ini, tidaklah barang baru, ketika ulama melakukan perlawanan, maka akan berhadapan ancaman jeruji besi bahkam upaya pembunuhan.
Comments
Post a Comment