Abikoesno, Adik Tokoh SI Tjokroaminoto Tokoh Kunci Berdirinya MASYUMI

Abikoesno T. Adik dari Tokoh SI (Syarikat Islam) HOS Tjokroaminoto adalah Tokoh Kunci dari lahirnya Partai Masyumi yang merupakan gabungan dari ormas Islam seperti NU dan Muhammadiyah yang saat itu MASYUMI pernah dipimpin oleh Ketua Umum PB NU KH. Hasyim Asyari

Saat era Pak Harto, MASYUMI berubah jadi PARMUSI yang mana saat Itu NU dan SI tak terlibat lagi dan Tokoh Masyumi lain yaitu M. NATSIR Sibuk dengan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, lalu PARMUSI, SI dan NU melebur dalam PPP yang diikuti Perti

Pasca Reformasi, Keluarga Besar NU banyak keluar dari PPP lalu mendirikan PKB, PKU, PPNUI sedangkan PARMUSI kembali jadi ormas namun sebagian lain di keluarga besar Muhammadiyah mendirikan Partai Amanat  Nasional

Sebagaimana pada tanggal 7-8 Oktober diadakan muktamar islam di yogyakarta yang di hadiri oleh hampir semua tokoh berbagai organisasi islam dari masa sebelum perang serta masa pendudukan jepang.

Kongres memutuskan untuk mendirikan syuro pusat bagi umat islam Indonesia , masyumi yang dianggap sebagai satu-satunya partai politik bagi umat islam pada awal pendiri masyumi, hanya empat organisasi yang masuk masyumi yaitu; Muhammadiyah, NU, perikatan ulama islam, dan persatuan umat islam.

Setelah itu, barulah organisasi islam yang lainnya ikut bergabung kemasyumi antara lain persatuan islam (bandung), al-irsyad (Jakarta), Al-jamiatul Washliyah dan Al-ittihadiyah (dari sumatera utara), selain itu pada tahun 1949 setelah rakyat pendudukan belanda mempunyai hubungan leluasa dengan rakyat di daerah yang dikuasai oleh RI, banyak di antara organisasi islam di daerah pendudukan itu bergabung dengan masyumi mudahnya persyaratan untuk masuknya organisasi isalam kedalam Masyumi menjadi salah satu penyebab banyaknya organisasi-organisasi islam yang masuk kedalamnya, namun yang lebih penting mengenai alasan mereka masuk kedalam Masyumi di karenakan semua pihak merasa perlu bergabung dan memperkuat barisan islam. (organisasi islam wordpress.com).

Disinilah kehebatan tokoh-tokoh agama dan bangsa di puluhan tahun yang lalu, bersatu membangun tampa egosektoral, merajut persatuan meraih kejayaan demi agama dan bangsa, menghindari jeratan fanatisme buta yang meruntuhkan persatuan dan memecah belah keimanan.

Untuk itulah, perlunya kita merekonstruksikan pemikiran dari sejarah ini untuk terus mempertajam semangat persatuan yang didasari oleh iman demi agama dan bangsa.

Tulisan singkat ini semoga dapat memberi petunjuk untuk lebih jauh membaca dan membuka sejarah!
.

Comments