IDEOLOGI ISLAM ITU MUSUH KOMUNIS DAN KAPITALIS.
Oleh : Ahmad Daryoko
Koordinator INVEST.
I. ERA ORLA (ERA KOMUNIS).
PKI begitu berdiri di tahun 1920, tahun 1926 langsung memberontak ke Pemerintah Hindia Belanda dengan sponsor Henk Sneevliet (tokoh Komunis Belanda). Mereka dari dulu memang bercita cita menjadikan Indonesia sebagai Negara Komunis. Semboyan nya dari pada di dahului (oleh Ideologi lain) lebih baik mendahului dengan ide Komunis sebagai dasar Negara Indonesia.
Pada masa ORLA, mereka "menunggangi" Bung Karno dengan ide NASAKOM, Angkatan ke V, Setan Desa, Setan Kota, Kapitalis Borjuis dan macam2 istilah sebagai strategi pecah belah ala ideologi pertentangan kelas.
Saat pra G 30 S/PKI, penentang utama Ideologi PKI adalah kelompok Islam. Dengan "modus" pelaksanaan UU Agraria tahun 1960 , BTI (Barisan Tani Indonesia) menyerbu pesantren di desa2 untuk merebut tanah para Kyai. Paralel dengan gerakan itu mereka sering mengadakan pertunjukan sandiwara "Ludruk" dengan Thema semisal "Matine Gusti Allah" (Matinya Tuhan) , atau "Gusti Allah mantu" ( Tuhan memiliki hajad mantu) dll yang semuanya untuk "menghina" umat Islam. Saat itu umat Islam terutama di wilayah Jateng dan Jatim sangat terpojok oleh manuver2 PKI.
Intinya pada era ORLA umat Islam di "teror" secara phisik dan mental oleh PKI.
II. ERA ORBA ( ERA KAPITALIS ).
Alhamdulillah berkat Mayjend Soeharto, pada 12 Maret 1966 PKI dapat dibubarkan dan diperkuat dengan TAP MPRS No. XXV/1966 tentang Pelarangan PKI dan ajaran2nya. Dalam hal ini pak Harto keluar sebagai penyelamat Indonesia dari bencana perpecahan ala Syuriah !
Namun berikutnya Presiden Soeharto memaksakan adanya Azas Tunggal Panca Sila yang tidak beda jauh dari NASAKOM nya Bung Karno.
Menurut Islam, Panca Sila adalah merupakan "Kalimatun Sawa" atau "tali" Kesepakatan beberapa Ideologi/Paham yang memiliki "Intersection" kesepahaman dalam berbangsa dan bernegara, kecuali Komunis, tetapi tidak bisa di paksakan menjadi "genuine" sebuah Ideologi !
Karena pemaksaan Azas Tunggal Panca Sila itulah kemudian terjadi penindasan terhadap beberapa kelompok Islam sehingga muncul gerakan Komando Jihad dan terjadi peristiwa Cicendo/Pasir Kaliki pada tahun 1980 an yang disusul dengan peristiwa "Woyla" di Don Muang. Kemudian peristiwa Tanjung Priok 1984, Peristiwa Lampung 1986.
Pada era ORBA ini CIA bidang ekonomi "menyelundupkan" John Perkins si perusak ekonomi lewat PLN pada 1975 (baca "The Confession Of An Economic Hitman"). Saat itu John Perkins memperkenalkan gagasan ide pembangkit "Independence Power Producer" (IPP) serta kelistrikan Jawa-Bali yang "Verticaly Integrated System" yang kelak (1998) secara "Conceptual Design" di rencanakan System "Unbundling" dan kompetisi penuh atau "Multy Buyer and Multy Seller" (MBMS) System , guna mengacaukan kelistrikan yang melanggar Konstitusi.
Mulailah Oligarkhi merambah ke sektor Ketenagalistrikan dengan munculnya IPP IPP di awal 1980 an sehingga perlu menyiapkan UU No 15/1985 tentang Ketenagalistrikan guna mengakomodir kehadiran IPP dimaksud.
Puncaknya terbit LOI (Letter Of Intent) pada 31 Oktober 1997 antara Pemerintah RI dan IFIs (WB,ADB, IMF) yang berisi Liberalisasi Ekonomi dan Keuangan. Yang diantaranya secara "political will" Pemerintah RI akan melepas operasional BUMN Strategis Pelayanan Publik (seperti PLN) ke Asing.
Guna mengakomodir LOI diatas maka dilakukanlah amandemen UUD 1945 yang dimulai dari 1999 dan berakhir pada 2002. Selanjutnya disusul lahirnya UU No 22/2001 ttg Migas, UU No 20/2002 ttg Ketenagalistrikan & UU No 30/2009 ttg Ketenagalistrikan, UU No 19/2003 ttg BUMN, UU No 10/2007 ttg Energi dst, yang semuanya berisi kebijakan Liberal/Kapitalis/Penjualan asset Negara.
Setelah itu di jual lah Indosat ke Singapore, VLCC Pertamina ke Korea , pabrik semen, pabrik pupuk dll antara 2003 dan 2004. Pembangkit PLN PLTU Suralaya dan Paiton hampir saja mau dijual ke Siemens pada 2004 tetapi di demo oleh SP PLN sehingga batal dijual.
Namun PLTU Jawa-Bali mulai 2020 sudah dikuasai, misal PLTU Suralaya oleh Senhua (JK, PJB), Huadian, Chengda, Meryland,Jerra, Paiton (Toba Bara Luhut Panjaitan, GE, Mitsui) Bimasena ( Adaro Erick Tohir, Java Power , Itechu) dst.
III. ERA REFORMASI (FREEMASONRY). KOMUNIS "BERKEDOK" KAPITALIS.
Pada era ini Ideologi sdh tdk dipakai lagi. Dahlan Iskan (Dirut PLN), pada 2010 didepan MK mengatakan ,"untuk mengelola PLN tidak perlu UU". Sehingga saat itu ybs menjual asset Negara berupa ritail PLN khususnya Jawa-Bali ke TW, Aguan dan Taipan 9 Naga yg lain. Sehingga kelistrikan Jawa-Bali yang semula berdasar UU No 15/1985 sebagai "Single Buyer" maka ketika seluruh Ritail Jawa-Bali terjual semua, dan pembangkit 90% sudah IPP semua, maka Jawa-Bali berlaku mekanisme MBMS berdasar Kepmen ESDM No 1/2015. Dan berdasar Repelita Online tgl 8 Nopember 2020 ketahuan bahwa subsidi listrik akibat MBMS mencapai Rp 200,8T, dan sesuai informasi Menkeu SMI subsidi MBMS sebesar Rp 133,33T (Energy.com tgl 11 Januari 2023). Meskipun Laporan Keuangan PLN pada 2020 melaporkan PLN untung Rp 5,95T, dan untung Rp 13,77T pada 2021.
Karena beban subsidi yang makin berat, maka dibuatlah program HSH (Holding Subholding) dan di"selundup" kan pasal2 "Power Wheeling" System dalam RUU EBT, namun ketahuan. Kalau tidak ketahuan maka dengan selesainya HSH kawasan Jawa-Bali akan diterapkan MBMS dan tarip akan "melesat" 5x lipat saat kondisi subsidi terakhir !
IV. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Ideologi Komunis serta Kapitalis itu bertentangan dengan Ideologi Islam. Namun demikian ada saja tokoh Islam yang terlibat dalam Komunis (seperti Alimin, Semaun, Darsono dll kedalam PKI ) maupun Kapitalis yang bahkan para pejabat dari Tokoh Islam yang memanfaatkan jabatannya untuk bisnis seperti JK, Dahlan Iskan dst, sehingga menjadikan PLN "terjual" ke Aseng/Asing dan Taipan 9 Naga.
V. SUPER KESIMPULAN :
KOMUNIS DAN KAPITALIS ITU SAMA SAMA MENYENGSARAKAN UMAT ISLAM !
HARUS DILAWAN !!
ALLOHUAKBAR !!
MERDEKA !!
JAKARTA, 2 FEBRUARI 2023.
Comments
Post a Comment